Skip to main content

Mengambil Kutipan (Siapa Dulu Yang Buat)

Assalammuailaikum kaka....
Kali ini mau posting sedikit tulisan tapi asli ini bukan tulisan gue, ini tulisan A****g F*******i atau sebut saja dia "SehabisHujan" gue hanya menyebarluaskan saja biar lebih bermanfaat untuk kita semua *manasuaranya* !!
Sudah cukup pembukaan kata dari gue, kalo kebanyakan bisa sampai upin-ipin wisuda, kelamaan maksudnya :")

***************************************************
Bismillahirrahmanirahim
Saya mulai tulisan ini dengan asmanya Allah yang maha pengasih sayang (bismillah). Maka segala puji milik Allah yang dulu, awal, akhir kekal tak berubah. Yang diambil dari pembukaan nadham syair Aqidatul Awam Syekh Ahmad Marzuki Al-Maliki. Tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan tertingga kita baginda nabi besar Muhammad SAW manusia yang terbaik tauhidnya. Semoga di bulan ramadhan ini Allah selalu mencurahkan rahmat serta ampunannya kepada kita semua.
Tulisan ini saya buat atas keresahan hati saya setelah melihat kebiasaan anak muda seperti saya di akhir zaman ini. Tidak lain tidak bukan pengaruh sosial media menjadi yang paling utama disini. “Eksis” sedikit banyak mungkin menjadi hal yang paling ingin ditonjolkan dalam berbagai macam sosial media sperti facebook, twitter, path, bbm, dan masih banyak lagi.
Ingin dilihat eksis sebagai anak muda tidak munafik terkadang saya juga masih suka seperti itu. Tetapi terkadang kadarnya yang terlalu berlebihan, contoh di bulan ramadhan ini mendadak banyak orang yang berlaku religius (semoga tidak pada bulan ramadhan saja). Mulailah tampilan sosial media yang tadinya kekinian berubah menjadi terlihat lebih agamis. Mulailah banyak kutipan yang berbau agama oleh beberapa tokoh dengan ramai dishare baik dengan status, tweet, atau bahkan dengan foto.
Saya sama sekali tidak mempermasalahkan teman-teman menshare kutipan-kutipan dari beberapa tokoh tadi. Yang saya ingin peringatkan disini lihat dulu siapa tokohnya dan apa latar belakangnya. Sepenting itu? Jelas! Saya cuma tidak mau kalian karena hanya ingin menshare kutipan-kutipan tersebut lewat sosial media agar dibilang soleh atau soleha  (semoga niatnya dakwah) tetapi tidak memperhatikan siapa tokoh dibalik kutipan-kutipan tersebut dan apa latar belakangnya. Jangan ujuk-ujuk ada kutipan yang kelihatannya berbau agam sedikit dishare, dijadikan dp, status, tweet, dan lain-lainnya.
Berawal dari beberapa teman saya di sosial media yang sering menshare kutipan ini dan itu. Kelihatannya ada yang mengganjal, ternyata setelah saya selidiki siapa tokohnya dan apa latarnya ternyata benar (benar-benar salah kaprah maksutnya). Tokoh dan pemikirannya lebih mengarah ke liberal. Mungkin sampai disini kalian berpikir bahwa saya sok tau, sok suci, sok paling benar atau apalah tapi terserah itu asumsi kalian masing-masing. Sok tau? Memang saya tau! Karena memang saya diajarkan untuk tau dan peduli terhadap hal seperti ini. Mungkan saya tidak pintar tetapi saya belajar pada guru dengan sanad keilmuan yang benar. Disinilah pentingnya mengaji agar kita semakin tau yang mana yang benar yang mana yang salah.
Dengan berkedok agamis mereka mencampur adukan paham liberalis kepada tulisan-tulisan mereka. Dengan sedikit mencampurkan unsur sastra dan budaya didalamnya. Saya juga suka sastra tapi harus diperhatikan dengan jelih juga maksutnya. Belum lagi tentang mereka yang sedikit-sedikit menyalahkan dengan kata bid'ah. Sebagai pemuda ahlussunah wal jamaah saya sangat prihatin. Sekilas terlihat benar memang, benar-benar salah lagi maksut saya karena kita yang tidak paham. Apalagi jika dibaca oleh para anak muda awam, secara perlahan terus menerus akan mendoktrinisasi dan merubah pola pikir kita. Secara tidak langsung kita akan disekulerkan.
Pernahkah kalian berpikir di negara dengan mayoritas umat muslim terbanyak di dunia mengapa tidak ada perpustakaan tentang kitab-kitab kuning ulama salaf tentang islam? Yang ada cuma perpustakaan negara biasa yang isinya cuma buku apalah-apalah itu. Sedangkan di beberapa negara-negara yang mayoritas umat muslimnya lebih sedikit ada? Karena meraka paham betul pemikiran brilian para ulama kita dulu amat sangat berpengaruh pada dunia bahkan untuk teknologi sekalipun. Itu tadi kita secara tidak langsung disekulerkan! Kita dibuat tidak peduli dengan ilmu pengetahuan agama kita sendiri. Dibutakan dengan tayangan-tayangan televisi yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Belum lagi dengan sosial-sosial media yang ada, semakin membuat kita lupa akan pentingnya belajar (mengaji). Karena belajar (mengaji) bukan cuma tentang akhirat saja tapi juga tentang dunia. Sekarang yang ada cuma kelihatannya saja peduli dan paham padahal tidak sama sekali. Sehingga mudah sekali masuk paham budaya-budaya berbahaya seperti liberalis yang mencampur adukan agama dan berbagai macamnya.
Masih teringat jelas dalam ingatan saya dalam pengajian setiap malam rabu di musolah assyrotuassyafiiyah (wakaf dari keturanan Kh. Mualim Syafii Hadzami) di kampung pedaengan, kecamatan cakung, jakarta timur. Kh. Hasan basri (murid Alhabib Zein Bin Sumaith) berpesan “Cuma ada satu filter anak muda di zaman yang sudah seperti ini yaitu kitab kuning”. Beliau mengingatkan bahwa betapa pentingnya belajar atau mengaji bagi generasi muda seperti ini. Dengan sebab itu mereka menjauhkan kita dari pengajian-pengajian terlebih yang membahas kitab para ulama.
Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Oleh karena itu juga mengapa mereka mengincar kita para pemuda sebagai generasi penerus.
Maka dari itu jangan cuma asal menshare kutipan-kutipan berbau agama yang kelihatannya bagus. Tanpa kita tau asal-usulnya yang jelas, karena jika itu salah kemudian dibaca orang awam banyak lalu menginspirasi mereka dan terjerumus. Berarti kita ikut berdosa karena telah membantu menyebarluaskan paham-paham salah seperti tadi.
Mungkin kali ini cuma sampai disini saja yang paham bodoh saya bisa  sampaikan. Mari belajar mari mengaji dengan para ulama, ustadz, kyai, habaib, dan para guru lainnya tapi ingat harus dengan sanad keilmuan yang jelas dan benar. Jangan mau cuma jadi pemuda-pemudi yang cuma ingin ikut-ikutan eksis saja tapi juga harus ada ilmunya. Agar tidak salah kaprah nantinya.
Wallahu a'lam bishawab

Untuk postingan-postingan yang lain atau mau kenal kak hujannya bisa langsung berkunjung ke ceritasehabishujan.tumblr.com !!Makasih udah boleh reshare yaaa kak hujan kalo followers nambah jangan lupa bagi royaltinya ke akoo :p
Sumber disini yaaaa.



Salam


Sisil


Comments

Popular posts from this blog

Aku Mengagumimu

Aku mengagumimu Terlebih dia sangat dekat dengan-Mu Aku mengagumimu Cukup dengan mencintai Engkau, hatiku sudah diambilnya perlahan. Aku mengagumimu Tanpa ada satupun alasan terpikirkan Aku mengagumimu Tak perlu banyak orang tahu Aku mengagumimu Tak perlu balasan berlebih Aku mengagumimu Terbesit di hati lantunan doa semoga dirimu selalu dilindungi-Nya, dimudahkan segala hajatnya, semakin menjadi hamba yang taat kepada-Nya. Itu saja. Sudah Cukup

Namaku Lelaki Senja

Namaku lelaki senja… Melebur asa hanyut di telan awan yang mulai gelap disebuah sudut kota , tergelak tawa riuh anak-anak dipenghujung senja yang sedang bercanda dan bertanding layang-layang damai sekali rasanya melihat wajah-wajah polos tanpa dosa.Mereka yang belum mengerti tentang masa depan dan artinya kehilangan, riuh tawa selalu menghiasi senja yang kudapati, sejuk. Disisi lain sudut kota ada aku yang hanya termenung,selalu seperti ini entah beberapa tahun belakangan, hanya suram yang selalu terbayang.Lelaki macam apa aku ini, mengais sedikit harapan yang entah kapan bisa terwujud. Senja, hanya ia yang mengerti keadaanku saat ini. Termenung (mencoba) manis ketika langit sore sudah mulai menampakan cahaya indahnya, terdiam  dihempas angin yang mulai dingin hanya untuk menikmati keindahannya. Andai kamu ada disisiku mungkin rasanya akan jauh lebih berwarna, warna-warni hati kita dan warna-warni dari langit Sang Pencipta. Terangkai kata manis

Menikmati Alam di Lereng Anteng Panoramic Coffee Bandung

Akhirnyaaaaaaa sampe juga. Setelah beberapa jam nyasar melewati jalanan bandung naek motor pake helm sama Dani wkwk, ya meskipun ud ah pake goog le m aps tetep aja kita nyasar karna tempatnya nyelip. Saking nyelipnya sampe tiga kali bolak balik ngelewatin cafe itu hufttt -_____-. Oiaaa apa sih Lereng anteng ? namanya kok aneh? Katanya sih lagi hitzzz banget di bandung ? alahhhh…alaaaahhh . Jadi gini Lereng Anteng itu  merupakan tempat kuliner dengan pemandangan yang bikin anteng berada di bandung tepatnya di daerah Puncak Punclut. Pemandangan yang di suguhkan emang ga bikin bosen, perbukitan yang serba hijau-hijau, sejuk mata memandang tapi agak sedikit panas hehe yaialah orang saya sampai lokasi jam 12 siangggg .  Café ini beda dari café-café yang lain, memang bandung sangat terkenal akan wisata kuliner makanya konsep konsep tempat makannya bagus bagus syekaliii. Apa yang bikin unik di cafe ini ? lereng anteng menyiapkan tempat yang unik jadi kita bia