Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Kesempatan

biar saja sudah berlalu untuk apa aku sesali. bahwa kesempatan itu cuma datang sekali lalu aku salahkan siapa saat ini ? tidak ada yang disalahkan termasuk diriku sendiri biar saja semua terlewati, begitu saja tak usah melulu terlalu dipikirkan tunggu, aku tidak pernah menyiakan kesempatan. catat itu ! aku hanya belum terlalu yakin. sudah itu saja mungkin ini hanya 'ujian' kesempatan kesempatan saja ada ujiannya, ahh ! tidak semua kesempatan harus kita ambil kalo belum mampu buat apa ?   masih ada kesempatan lain, bukan ? jadi marilah berjalan menatap kedepan. Sore Mendung Silvi Septiani

Kisah Cinta Senja Termanis

Kisah Cinta Senja Termanis (OST.Grey & Jingga) Senja membekuk jingga sinaran Terbias kelabu perlahan Melantunkan nada-nada tentang cinta Kadang benci jadi rindu terbiasa lenyap dalam alunan nada-nadanya Kisah cinta senja termanis, manis... Karena cinta takkan menunggu, dia merindukanmu Sadarkah ia telah jadi penakluk Angkuh hatimu tertawan Melantunkan nada-nada tentang cinta Kadang benci jadi rindu terbiasa lenyap dalam alunan nada-nadanya Kisah cinta senja termanis, manis... Karena cinta takkan berdusta, kau merindukannya

Interprestasi Hujan Bulan Juni

Ini salah satu kutipan dalam Novel ‘Tuhan Maha Romantis’. Ceritanya Rijal Rafsanjani & Annisa Larasaty masing-masing diminta untuk menginterpretasikan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, saat perasaan keduanya…. ah sudahlah . Ada yang suka puisi ini, seperti saya? :)   Rijal Rafsanjani Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu 1  Kepada hujan, barangkali kita memang perlu mengucapkan terima kasih yang dalam. Hadirnya telah membuat apa-apa yang tak terungkap tetap rahasia. Karena ternyata, hujan tak hanya menghapus rintik rindu, tapi juga melarutkan kenangan-kenangan. Membawanya pergi entah ke mana, sebab laut tak pernah sanggup jadi muara buat segala. Jadilah kita tetap sendiri-sendiri­—aku sendiri, kamu sendiri. Dan tak perlu lagi kita bicara janji. Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu 2

Perhatikan aku, tuan !

Bolehkah aku meminta segenggam   perhatianmu untuk selamanya ? Aku berjalan di muka bumi dengan kesendirian tanpa jeda meski semuanya terlihat baik-baik saja tapi dikeramaian aku selalu tampil sempurna hingga tak ada yang bisa membaca bagaimana keadaanku. Iya aku pandai menyimpan rasa.  Genggamlah tanganku saat hujan turun, aku tak pernah takut saat hujan datang bahkan aku bersyukur karna itu sebuah anugerah dari maha pecipta. Aku hanya takut meyendiri dan jatuh di tengah dinginnya hujan tanpa ada yang mendampingi, jika kamu disana saat ku jatuh mungkin kamu orang pertama yang membangunkan dan memberikan perhatian lebih padaku.   09.38 ruang sunyi Silvi Septiani