Cerita Bebas : Qiyamul Lail part 1
Malam yang sunyi, dua sahabat bernama fisa dan zia
bercengkrama melalui salah satu media komunikasi di zaman sekarang. Bersenda
gurau, menasehati tapi bukan menggurui. Persahabatan mana lagi yang lebih
nikmat dari saling mengingatkan untuk berbuat baik kedepannya.
-------------------
Hari Pertama
“Lagi banyak pengennya nih gue fis tapi Allah belom kabulin
doa-doa gue.”
“Kamu udah solat tepat waktu ?”
“solat mah udah gue 5 waktu tepat yaa lumayan deh, kalo
Allah manggil gue langsung dateng fis. Tunggu ya Allah hamba on the way.”
“eh kok gitu ngomongnya, solat sunnah malamnya gimana?.”
“hahahaha, gue becanda fis. Sunnah malam ? maksud lo tahajud
? Yah masih bolong, susah tau bangun malemnya.”
“bisa kok, ga usah bangun tengah malam mulai bangun dari jam
3 atau 4 aja jadi bisa lanjut subuhan.”
“boleh tuh, telpon gue ya
fis!.”
“siap, insya Allah ya.”
Jam menunjukan pukul 4.45 dan fisa masih berusaha
menghubungin zia yang sejak pukul 4 kurang sudah di telpon untuk melakukan solat
tahajud.
“fisaaaaaaa, maaf handphone gue lupa di aktifin nada dering”
“Aduh biasa di silent si handphonemu zi, gapapa besok aku
telpon lagi.”
“Maaf ya, jangan kapok”
------------------------------
Hari Kedua
Jam menunjukan pukul 03.45
“ping”
“iya gue udah bangun zi, mata gue sakit nih”
“kenapa?”
“bangun tidurnya cepet banget, ayam aja masih boboan”
“hahaha emang mau disamain ayam, nanti juga biasa. Sana
mandi terus solat”
“Apa ? Mandi ? jam segini mandi makasih deh gue masuk angin tauk kan nanti bisa abis subuhan.”
“Iya okey gausah mandi. Yaudah solat dulu buruan,.”
“oke ( dengan mata sedikit ngantuk).”
Comments
Post a Comment