Mendengar istilah hujan bulan juni pasti di ingatan kita langsung tertuju pada puisi eitsss bukan cuma puisi kita juga pasti akan ingat dengan sosok lelaki romantis yaitu Bapak Sapardi Djoko Damono beliau lah penulis Hujan Bulan Juni yang karyanya bukan cuma sekedar dibuku tetapi sudah merambah ke musikalisasi puisi dan komik.Dengan segala macam puisi dari yang sulit dimengerti hingga yang mudah dimengerti maknanya.
Awal mula hujan bulan juni bisa jatuh ditangan saya tak lain dan tak bukan karna saya pinjam dari seorang teman saya maaf yaa kalo saya ga modal hihihi. Buku ini saya pinjam sekitar dua minggu yang lalu tepatnya dua hari sebelum puasa ramadhan 1436 H lumayan buat bahan bacaan di kala waktu luang, padahal ga ada waktu luang sama sekali karna sangat deadline tugas akhir tapi saya emang nakal suka curi-curi bacaan buku.
Hujan Bulan Juni ? Iya saya merasakan sekali tapi ini hujan versi saya sendiri, bukan tentang puisi hujan melainkan hujan 'air mata'. Saya mengalami banyak hujan air mata di bulan ini, bulan juni yang tahun ini bertepatan dengan Ramadhan bulan penuh keberkahan. Seminggu setelah baca buku ini saya dihadapkan oleh deadline tugas yang harus dikumpulkan hari itu juga, ga mungkin dong saya udah kuliah tapi hasilnya nihil gitu aja setidaknya saya harus lulus tepat waktu. Manusia berencana dan berusaha Allah yang menetukan semuanya. Kenyatannya Allah jawab semua doa saya dan Ibu bapak, saya di daftarkan sidang mulailah hujan turun dari mata yang sayup ini, alhamdulillah. Bu Pak, doamu memang mujarab.
Seminggu tepat setelah persetujuan tugas akhir, saya di buat hujan-hujanan lagi kali ini bukan masalah kampus. Tapi masalah dilingkungan kerja, segala macam kekuasaan para Atasan yang membuat saya mengelus dada dan hujan air mata. Indah sekali bulan juni ini. Ternyata bukan hanya dibuku saja Pak Sapardi bisa membuat gunda gulana hati saya tapi saya dapat merasakan di kehidupan nyata.
Hujan Bulan Juni sudah berakhir. Tak ada hujan nyata dibulan juni, mungkin ada tapi hanya gerimis yang berlalu begitu saja, hujan sesungguhnya hanya saya yang dapat merasakan. Juni sudah memberikan banyak kesan di hati saya. Ramadhan yang berkah, perjuangan menuntun ilmu, kerumitan masalah kerja. Kini ucapan selamat datang juli akan banyak sekali tersampaikan bukan hanya sekedar ucapan itu tapi ada satu lagi kalimat yang akan mengema disemesta ini yang lebih indah, lebih syahdu dan yang lebih merindukan dari hanya kalimat untaian lainnya.
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Laa ilaha illalohu Allohu Akbar...
Allahu Akbar Walillahilhamd...
Selamat tinggal hujan bulan juni, selamat datang lebaran bulan juli.
Salam manis
Sisil
Saya belum baca puisi Sapardi yang ini, tapi saya sudah baca versi novelnya. Keren tulisan beliau :-)
ReplyDeleteSayapun direkomendasikan oleh teman untuk membaca buku ini :)
DeleteBanyak kata yang saya sulit mengerti maknanya tapi saya menikmati setiap rangkaian kata-kata indah beliau..Semoga saya bisa segera membaca versi novelnya.
This comment has been removed by the author.
DeleteWelcome to juli, semoga dapet banyak THR hehe :D
ReplyDeleteWelcome welcome july..
DeleteWah semoga banyak thr bulan ini dan bagi bagi thrnya juga pasti banyak hihihihi